Sosiologi Kontemporer Pdf
CLICK HERE >>> https://fancli.com/2tgfBR
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pola perilaku manusia dalam bermasyarakat. Sebagai salah satu rumpun ilmu sosial, sosiologi mengkaji tentang kehidupan sosial, perubahan sosial, interaksi sosial, dan sebab akibat sosial dari perilaku manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang bergantung pada lingkungan dan sesamanya. Oleh karena itu sosiologi sangatlah penting dalam kehidupan manusia
Jurnal Sosiologi Kontemporer menerbitkan artikel yang pada bidang sosiologi . Bagi penulis yang memiliki artikel pada bidang ini dapat disesuaikan dengan panduan penulisan dan template kemudian disubmit secara online di website jurnal dengan melakukan registrasi terlebih dahulu.
Paradigma sosiologi dijadikan sebagai alat untuk memandang suatu kejadian yang harus diamati pada lingkungan sosial. Paradigma sosiologi ini pertama kali di publikasikan oleh fisikawan Amerika, yang bernama Thomas Samuel Kuhn, pada tahun 1922-1996. Dengan buku yang berjudul The Structure of Scientific Revolution pada tahun 1962, dan kemudian dikembangkan oleh Robert Friendrichs dalam buku yang berjudul Sociology of Sociology pada tahun 1970.
Menurut Albert Einstein dialektika ilmu pengetahuan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi manusia, maka dengan begitu pengetahuan harus dapat berkembang sesuai dengan keadaan zaman, karena manusia memiliki keinginan untuk tumbuh, oleh karena itu pengetahuan tidak dapat hanya bersifat statis, tetapi harus dapat dinamis. Dengan begitu setiap perbedaan filsafat dari para ilmuwan yang berbeda-beda, maka hal ini akan menjadi suatu pengetahuan yang dapat selalu berkembang. Perbedaan dialektika ilmu pengetahuan dalam sosiologi ini terjadinya pada objek kajian, dan menurut George Ritzer sosiologi memiliki paradigma ganda, karena memiliki banyak pandangan yang berbeda mengenai objek kajian, teori, dan analisa yang berbeda, walaupun masih terjadi perdebatan pengklasifikasian antar paradigma yang ada, dengan begitu George Ritzer menyimpulkan secara garis besar terdapat 3 paradigma ilmuwan sosiologi.
Dalam paradigma fakta sosial ini berbeda dengan realitas sosial, dan fakta sosial ini berkaitan dengan pemikiran sosok tokoh yaitu Emile Durkheim yang didasari dengan karyanya dengan judul yaitu The Rules of Sociology Method. Paradigma fakta sosial ini dirintis oleh tesis Auguste Comte yang merupakan Bapak Sosiologi dan Herbert Spencer yang merupakan sosiolog dari Inggris, mereka mengatakan bahwa dunia ini adalah pokok bahasan dalam sosiologi, tetapi Durkheim tidak setuju dengan pendapat dari kedua tokoh tersebut, Durkheim mengatakan dunia ini bukan objek riset dalam sosiologi, sebab dunia itu hanya sebagai konsep dalam pikiran dan bukan sesuatu yang dapat dipandang, oleh karena itu menurut Durkheim atas pandangan Spencer dan Comte ini menjadikan sosiologi sebagai filsafat dan menjadikan ilmu yang tidak dapat berdiri sendiri. Dengan begitu pada akhirnya Durkheim menginginkan sosiologi sebagai ilmu yang dapat berdiri sendiri dan tidak menyatu dengan filsafat, kemudian Durkheim membentuk konsep fakta sosial sebagai pemisah antara objek kajian dan filsafat. Fakta sosial tidak dapat dipahami melalui kegiatan spekulatif yang dilakukan dalam pemikiran manusia, jadi fakta sosial dilakukan melalui penyusunan data yang nyata dan dilakukan diluar pemikiran manusia, dan dapat di amati oleh para ilmuwan sosiolog sosial dalam ilmu sosiologi. Lalu Durkheim juga menyatakan pokok bahasan sosiologi ini harus berkaitan dengan studi sosial yaitu struktur sosial, institusi sosial seperti: norma-norma, adat istiadat dan segala aturan yang bersifat nyata diluar kemampuan manusia.
Adapun ranah fakta sosial menurut Durkheim terbagi menjadi dua bagian yaitu pertama, material yang merupakan sesuatu yang dapat dipahami, dilihat, diamati yang bersifat nyata, seperti contoh: peraturan, undang-undang, hukum dan lainnya. Berikutnya yang kedua fakta sosial non-material merupakan fenomena yang terjadi pada kesadaran diri manusia, seperti contoh: moralitas, egoisme, opini, dan lainnya. Kajian fakta sosial terdiri atas kelompok masyarakat, sistem sosial, peranan, nilai-nilai, keluarga, pemerintah dan sebagainya, dan teori-teori yang mendukung paradigma fakta sosial diantaranya yakni teori struktural fungsional, teori konflik, teori sistem, dan teori sosiologi makro, tetapi yang dominan dari semua teori tersebut yaitu teori fungsional dan teori konflik, pada teori struktural fungsionalisme dalam terminologi organisme yang dimana menurut Durkheim masyarakat memiliki fungsi masing-masing dan disatukan untuk memperoleh keseimbangan bukan dengan pikirannya dan lebih menekankan pada social order, menurut George Ritzer konsep-konsep utama dari teori struktural fungsionalisme ini yaitu, berkaitan dengan fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifes, dan keseimbangan. Kemudian tokoh yang terkenal dari teori struktural fungsionalisme adalah Talcott Parson. Tetapi kelemahan dari paradigma ini yaitu terlalu tertutup, sebab mementingkan social order, dan sistem penataan sosial yang formal. Metode yang digunakan yaitu interview dan kuesioner yang bersifat subjektif dari para narasumber.2. Paradigma Definisi Sosial
Dalam paradigma definisi sosial ini disebut juga sosiologi interpretatif, didukung dengan adanya teori aksi, teori interaksionisme simbolik, teori fenomenologi, dan teori etnometodologi. Dalam teori aksi atau tindakan merupakan pemikiran Weber, Durkheim dan Pareto. Menurut Weber teori aksi berkaitan dengan tindakan sosial antara individu yang satu dengan yang lainnya, jika terdapat motif atau tujuan maka dapat dikatakan tindakan sosial dan sebaliknya. Kemudian tindakan sosial ini terbagi menjadi empat bagian menurut Weber yaitu: tindakan rasionalitas instrumental, tindakan yang berorientasi pada nilai, tindakan afektif, dan tindakan tradisional. Teori fenomenologi dengan salah satu tokohnya yaitu Alfred Schutz. Pada teori ini menjelaskan bahwa setiap apa yang diciptakan oleh individu maka bagi orang lain yang melihatnya akan memiliki makna tertentu, dan untuk menganalisis fenomenologi ini individu dapat terjun di lingkungan masyarakat tertentu untuk menganalisa. Kemudian teori etnometodologi yaitu menjelaskan mengenai realitas kehidupan individu atau masyarakat, dan teori etnometodologi ini berkembang pada tahun 1950-an, salah satu konteks nyata kajian dari etnometodologi yaitu tabayun yang memiliki arti sebagai ungkapan dari seorang individu dan masyarakat hanya bisa untuk menafsirkan tetapi tidak dapat mengetahui maksud tersebut. Lalu metode yang digunakan yaitu observasi.
Sosiologi Dakwah Kontemporer merupakan salah satu mata kuliah inti dari prodi S.3 PMI PPs UIN raden Intan Lampung. Kompleksitas permasalahan ( problema dakwah ) yang muncul dalam masyarakat Modern dewasa ini, meniscayakan pentingnya seorang Da'i professional memahami konteks social yang berkembang. Oleh sebagai calon Doktor Pengembangan Masyarakat tidak hanya dituntut mampu memahami, menganalisis, dan meneliti namun harus juga mampu mencari soslusi terhadap tantangan dakwah di era kontemporer.
2 S I L A B U S Fakultas : Ilmu Sosial Mata Kuliah : Teori Sosiologi Kontemporer Kode Mata Kuliah : SKS : 2 sks Dosen : Amika Wardana, Ph.D. Program Studi : Pendidikan Sosiologi Prasyarat : - Waktu Perkuliahan : Semester Genap Kontak Informasi : a.wardana@uny.ac.id A. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah Teori Sosiologi Kontemporer membahasa beberapa teori-teori utama dalam bidang Sosiologi yang berkempang pasca Perang Dunia Kedua hingga beberapa dekade terakhir. Mata kuliah ini merupakan kelanjutan dari mata kuliah Teori Sosiologi Klasik yang berkonsentrasi pada teori-teori utama yang dibangun oleh generasi awal Sosiolog di Eropa. Fokus utama pada Teori Sosiologi Kontemporer terletak pada perbedaan lokus kajian teori sosial yang terbagi dalam 3 (tiga) aspek, yaitu (1) makro sosiologi yang terkait dengan struktur sosial yang obyektif; (2) mikro sosiologi yang terkait dengan agensi atau aspek subyektif/inter-intra subyektif pelaku/individu; dan (3) perilaku-perilaku sosial yang terjadi secara wajar dan mekanis dalam pola-pola keteraturan tertentu. B. Standar Kompetensi Mahasiswa diharapkan memahami dan mampu mengaplikasikan dalam analisis serangkaian teori-teori sosiologi utama yang diklasifikasikan sebagai teori sosiologi kontemporer. Teori-teori ini meliputi (i) Fungsionalisme-Struktural; (ii) teori Konflik Marxis dan Non-Marxis; (iii) Interaksionisme Simbolik; (iv Fenomenologi; (v) Etnometodologi; dan (vi) pertukaran sosial atau pilihan rasional. Page 1 of 8 153554b96e